Kamis, 06 Juni 2013

Badai Pasti Berlalu

Pada suatu hari, seperti biasa kami bekendaraan menuju ke suatu tempat. Dan aku yg mengemudi. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba² awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.
Badai Pasti Berlalu.img
Pada suatu hari, seperti biasa kami bekendaraan menuju ke suatu tempat. Dan aku yg mengemudi. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba² awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.

“Bagaimana Ayah? Kita berhenti?”, aku bertanya.

“Teruslah mengemudi!”, kata Ayah.

Aku tetap menjalankan mobilku. Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. Kulihat kendaraan² besar juga mulai menepi & berhenti.

“Ayah…?”

“Teruslah mengemudi!” kata Ayah sambil terus melihat ke depan.

Aku tetap mengemudi dengan bersusah payah. Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja. Anginpun mengguncang²kan mobil kecilku. Aku mulai takut. Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.

Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang. Setelah beberapa kilometer lagi, sampailah kami pada daerah yg kering & kami melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.

“Silakan kalau mau berhenti & keluarlah”, kata Ayah tiba².

“Kenapa sekarang?”, tanyaku heran.

“Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai”.

Aku berhenti & keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Aku membayangkan mereka yg terjebak di sana & berdoa, semoga mereka selamat. Dan aku mengerti bahwa jangan pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dalam ketidakpastian & ketakutan kapan badai akan berakhir serta apa yg akan terjadi selanjutnya.

Jika kita sedang menghadapi “badai” kehidupan, teruslah berjalan, jangan berhenti, jangan putus asa karena kita akan tenggelam dalam keadaan yang terus kacau, menakutkan & penuh ketidak-pastian.

Lakukan saja apa yang dapat kita lakukan, & yakinkan diri bahwa badai pasti berlalu. Jadikanlah kebiasaan yang positif untuk tidak menyerah hari ini

(Tulisan ini di dapat dari teman yang amat sangat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan semoga bermanfaat pula buat saudara-saudari terkasih yang baik)

Silahkan saudara-saudariku terkasih yang mau share atau co-pas, dengan senang hati. Semoga bermanfaat. Semoga pula Allah Ta'ala berikan pahala kepada yang membaca, yang menulis, yang menyebarkan, yang mengajarkan dan yang mengamalkan… Aamin, Aamiin, Aamiin ya Alloh ya Rabbal’alamin …

Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA



Senin, 03 Juni 2013

Gelisah di Facebook || Cerita

Bagi-bagi cerita aja nih yaa, semalem nemu di Facebook ^-^



gelisah di facebook
gelisah di facebook.Img
Suatu malam, seorang ayah melihat anak gadisnya yang bungsu update status di facebook. Statusnya adalah:

"Kenapa ya hati ini gelisah terus. Somebody plisss.. I need someone.. "

Dan banyak sekali cowok-cowok yang pada komentar. Ada cowok cakep, cowok lebay, ada juga cowok yang alim-alim kucing. Semua memberikan komentar masing-masing. "Ah, semua hanya mau menggoda." gumam hati si gadis.

Hingga sampailah giliran cowok yang kd 401. Cowok itu komen:

MANA HATI MAU TENANG:

=> jika sholat kurang.
=> tahajjud pun hanya sekali dalam setahun.
=> nangis sujud taubat pada Allah jarang-jarang.
=> jika sedih kau mencari teman lalu pergi have fun.
=> jika ada masalah, musik dan lagu dilantunkan. Al-Qur'an dilupakan.
=> bibir rajin mengumpat, dzikir tak pernah disebutkan.
=> di sekolah, hormat pada guru pun tidak.
=> jika gelisah, mengadu di jejaring sosial, sajadah tak pernah dipandang.
=> jika gelisah, cari teman buat pasangan, tapi tak cari Allah buat penunjuk kebenaran.
=> wahai pemilik fb ini, sudahkah itu kau fikirkan?

Ketika si gadis membaca komen cowok ke 401 itu, ia merasa berang. Sambil menyumpah serapah ia gerakkan cursor, cari button block.

Lalu, gadis itu update status baru:

"Aku udah block si cowok yang sok tau itu. Berlagak tau semua tentang aku. Hey, U just know my name, not my story!"

Sang ayah tersenyum sambil main laptop. Dalam hatinya berkata, "Oh, beruntung aku udah buat 5 akun. Baru diblock satu aja kok.. Kali ini akan aku pakai foto cowok yang cakep, akan aku hibur dia di inbox... Hihihi..."

 ==========0==========

Well segitu aja deh yang bisa Ree bagiin ^^a
Copyright tetep milik penulis asli lho yaa #PadahalGakTauSiapa^^a

Gelas yang Kosong || Cerita

gelas yang kosong
Gelas yang kosong.Img
Gelas itu kosong, melompong. hampir seluruh isinya habis terminum. Hanya tertinggal setetes air yang masih menempel pada permukaan kacanya.

 air bertanya: “wahai gelas, kenapa kamu murung? tidak bahagiakah kamu dapat menjadi wadah bagi air?”.

 gelas menjawab:”aku bahagia air, tapi..”

 air menjawab:”lalu kenapa kamu murung?”

 gelas menjawab: “aku cuma memikirkan apakah aku sudah cukup berguna seperti yang diharapkan”

 air berkata: “kenapa kamu berpikiran seperti itu?”

 gelas menjawab: “tidakkah terpikir olehmu, ketika menjadi air, suatu saat kamu akan mengering”

 air berkata: “iya, lalu kenapa gelas? yang penting aku sudah berusaha membantu menghilangkan dahaga sekitarku”

 gelas menjawab: “setelah itu, apakah manusia akan mengingatmu air? pernahkah kau memikirkan itu?”

 air menjawab: “hmm….”

 gelas menjawab: “sudah siapkah ketika kamu mengering?”

 air menjawab: “gelas, satu yang perlu kita pahami. sesuatu yang ada di dunia tidaklah kekal. semua ada waktunya. yang penting sekarang, jalankanlah fungsimu dengan baik. selama dirimu bisa memberikan yang terbaik maka berikanlah yang terbaik. berbahagialah karena dapat memberikan manfaat untuk yang lain”

 gelas menjawab: “iya aku mengerti sekarang. kebahagiaan adalah merasa senang dengan apa yang ada dihadapan kita, apa yang kita alami dan apa yang dapat kita berikan untuk sekitar kita. menurutku itulah arti bahagia “

 air menjawab:”rupanya kamu sudah bisa mencerna maksudku gelas. Dengan apa yang ada namun hatimu tetap senang berarti itulah arti kebahagiaan yang nyata untukmu. nikmati apa yang ada gelas dan tetap jalankan fungsimu dengan baik”

 gelas menjawab: “terima kasih air. engkau telah membukakan mataku”

 air menjawab:”sama sama gelas, saling melengkapi. Untuk itulah gunanya ada aku”

 Semoga bermanfaat
 Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA

Busuknya Kebencian || Cerita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .
busuknya kebencian
Busuknya kebencian.Img
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan "Permainan". Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantongplastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari "Permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya.."

Untuk itu marilah kita hapuskan rasa benci kita kepada semua orang..
 
Percayalah Allah Maha Mengetahui, Ia mengetahui prasangka setiap hamba-Nya..
Copyright belongs to the Author :)

7 Langkah Kesabaran || Cerita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .
  
7 langkah kesabaran
7 langkah kesabaran.Img
Alkisah, di sebuah rumah gubuk terpencil di sebuah pegunungan yang indah, tinggallah seorang kakek tua yang terkenal karena kebijaksanaannya. Banyak orang dari berbagai tempat datang kepadanya untuk meminta nasihat si kakek tua itu. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampai di hadapan si kakek tua, pria itu memohon nasihat tentang bagaimana cara mengendalikan emosi atau amarah yang cepat terbakar dan tidak terkendali.
 Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, "Anak muda, setiap kali engkau tersinggung, marah atau terpancing emosi, ingatlah tujuh langkah kesabaran. Yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju lagi tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan untuk bertindak."

 Merasa mendapatkan nasihat bijak, dengan gembira pria itu pulang kembali ke desanya. Ia yakin sekali masalah emosi sulit terkendali yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Tiga hari perjalanan kembali pulang harus dia tempuh. Hari telah larut ketika ia sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Didalam benaknya terbayang makan malam dan air hangat untuk mandi yang biasa disediakan oleh istrinya. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain.

 Demi melihat pemandangan seperti itu, penyakit lamanya langsung kambuh; emosi membutakan akal sehatnya, "Kurang ajar! Baru ditinggal sebentar saja sudah berani memasukkan orang lain ke kamar...!" Dengan kemarahan yang meluap, pria itu mencabut belati bermaksud menghabisi mereka berdua. Tetapi, spontan dia teringat dengan nasihat si kakek tua yang bijak dan langsung mempraktekkannya; sambil mengangkat tangan menghunus belati dan hembusan napas kemarahan, hentakan kaki dan suara hitungan pun segera terdengar. Kegaduhan itu akhirnya membangunkan sang istri.

 Ketika istrinya bangun dan menyingkap selimut, betapa kaget sekaligus leganya pria itu karena ternyata yang menemani istrinya tidur adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Entah apa yang akan terjadi seandainya dia menuruti emosinya belaka, tidak menuruti nasihat si kakek bijak, mungkin dia telah membunuh orang-orang yang paling dicintainya, dan hidupnya akan dirundung penyesalan seumur hidup.

 Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang pantas dan harus kita miliki! Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan bisa pula diartikan sebagai suatu keuletan, ketekunan, atau mental tahan banting.

 Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita butuh kesabaran. Lebih-lebih saat kita sendiri tersinggung, marah, dan emosi, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan irasional yang merugikan.

 Kesabaran merupakan ilmu hidup yang harus kita miliki jika kita ingin meraih sukses sejati. Tanpa kesabaran, kita akan mudah terjebak dalam komunikasi negatif dan sulit menjalin hubungan sosial yang konstruktif. Tanpa kesabaran kita cenderung mudah melakukan tindakan-tindakan tak terkendali yang mengundang penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, melatih kesabaran berarti memperkecil kemungkinan penyesalan.

 Jadi, saat emosi menguasai kita, ingatlah "tujuh langkah kesabaran"! (Andi Wongso)







Basmalah Dulu, Baru Dicelupin || Cerita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .

Basmalah dulu, baru dicelupin
Basmalah Dulu Baru Dicelupin.Img
“Setiap orang dapat tiga potong. Tolong dibagikan agar semua dapat”. Ustadz Kadir menginstruksikan asistennya Kholil dan Maftuh. “Yang suka teh, silakan dikasih teh, yang mau kopi, silakan. Kalau mau air putih, silakan ambil sendiri”.

Hadirin tampak bingung. Sebagian senyum-senyum sendiri. Tidak biasanya ada pembagian biskuit seperti ini. Tapi tak ada satu pun yang berani memulai untuk bertanya. Semuanya seperti sabar menunggu penjelesan dari ustadz Kadir.

“Sudah dapat semua?”

“Sudaaaaaah”

“Baik. Sekarang ikuti saya. Pegang biskuitnya satu potong”

Jamaah melakukannya. Tiap orang memegang satu potong biskuit.

“Mari sama-sama kita ucapkan basmallah, bismillahirrahmanirrahim.....”

“Bismillahirrahmanirrahiiiiiim......” hadirin serentak mengikuti

“Lalu lakukan apa yang saya lakukan.” Ustadz Kadir mencelupkan biskuitnya ke dalam gelas teh yang ada di depannya. Jamaah juga melakukannya. Sebagian masih tersenyum-senyum. Tapi melihat seriusnya Ustadz Kadir, tak ada yang berani melanjutkan senyum-senyum itu menjadi tawa.

“Mari kita makan biskuitnya” Ustadz Kadir mencontohkan. Semua mengikuti tanpa kecuali. Tanpa suara, biskuit itu selesai mereka makan.

“Sudah?” tanya ustadz Kadir.

“Sudaaah”

“Baik. Sekarang pegang biskuit yang kedua”

Jamaah melakukannya. “Mari ucapkan basmalah. Bismillahirrahmanirrahim...” Hadirin mengikuti.

“Sekarang ikuti yang saya lakukan”. Ustadz Kadir membelah dua biskuit tersebut. Mencelupkan setengah potongnya ke gelas teh lalu memakannya. Setelah itu, dia melakukan hal yang sama dengan setengah potong lainnya kemudian memakannya.

Hadirin serempak mengikuti. Potongan kedua biskuit itu pun selesai dieksekusi.

“Yang terakhir. Pegang lagi biskuitnya. Ucapkan basmalah, trus langsung dimakan”. Hadirinpun melakukannya.

Selesai menghabiskan potongan ketiga biskuit itu, Ustadz Kadir tersenyum dan menyapukan pandangannya ke jamaah. Jamaah ikut-ikutan tersenyum.

“Bapak-bapak tahu, tadi kita habis melakukan apa?”

“Makan biskuit, ustadz” sahut Pak Gani cepat.

“Betul sekali, pak Gani. Tapi apa maksudnya harus kita lakukan berulang-ulang?”

Diam. Tak ada yang bisa menjawab.

“Bapak-bapak sekalian. Tadi itu sesungguhnya kita sedang menghapus upaya hipnotis yang dilakukan oleh iklan TV. Sadar gak bapak-bapak, kalau setiap hari kita diajari cara makan yang salah? Bukan hanya kita, yang lebih parah lagi, korbannya anak-anak kita.”

Hadirin tercengang. Uraian Ustadz Kadir itu seperti menyengat kesadaran mereka.

“Setiap hari, tanpa kehadiran kita di samping mereka, anak-anak kita lebih dari sekali –-bahkan berkali-kali--dicekoki cara makan yang aneh. Yang lebih gawat, anak-anak kita secara perlahan tapi pasti diajari untuk meniadakan tahapan berdoa sebelum makan. Dan celakanya, kita semua seperti terhipnotis untuk membiarkannya. Jadi hari ini pengajian kita temanya adalah menghapus hipnotis tadi. Nah sekarang, silakan pulang. Praktekkan apa yang sudah kita praktekkan tadi kepada keluarga kita. Juga ingatkan tetangga dan saudara-saudara kita yang bukan muslim. Karena sebagai bangsa yang punya Tuhan, tidak layak kita makan tanpa berdoa. Yang gak punya biskuit, bisa mampir ke warungnya Ahung.”

* * *

Sepulang pengajian, ada sekitar lima orang yang berjalan berbarengan bersama Ahung menuju warungnya. Mereka semua mau membeli biskuit.

“Wah kita kok gak sadar ya selama ini sudah diajari yang aneh-aneh oleh iklan TV,” Kang Sobari berujar lugu.

“Iya kang. Itu namanya proses sugesti subliminal. Yaitu pesan yang seringkali dikemas menarik dan dilakukan berulang-ulang sehingga tertanam di bawah alam sadar kita. Dan secara tidak sadar juga, kita sudah menerima dan bahkan melakukannya. Cara menghapusnya antara lain seperti yang dilakukan Ustadz Kadir tadi” jelas Pak Guru Gunawan.

“Mbok yao kalau dagang, ya dagang saja gitu lho. Gak usah ngajari yang enggak-enggak. Kok ya kita diajari makan gak pake berdoa segala, kayak di negeri gak bertuhan saja kita dianggapnya” Mas Narso ngedumel.

“Sudah, Mas. Gak usah ngedumel. Yang penting kita bentengi saja diri kita dan keluarga kita. Juga tetangga kita, kalau bisa” Ahung berusaha bijak, meski dalam hatinya dia setuju dengan Mas Narso.


* * *

Keesokan paginya Ahung membuka warungnya. Dari ruang tamu, terdengar iklan biskuit yang jadi pembicaraan kemarin. Ahung masuk dan memperhatikan iklan tersebut dengan seksama. Serta merta terngiang kembali ungkapan Mas Narso

“Mbok yao kalau dagang, ya dagang saja gitu lho. Gak usah ngajari yang enggak-enggak. Kok ya kita diajari makan gak pake berdoa segala, kayak di negeri gak bertuhan saja kita dianggapnya”


Depok, 14 April 2012

Ayo bentengi diri kita dan keluarga kita!
 
Kanda irvan

Minggu, 02 Juni 2013

Dan yang Inipun Akan berlalu

Alkisah ada seorang raja yangg terkenal dengan kebijaksanaannya.     Dan pada suatu hari, sang raja meminta kepada tukang emasnya yang sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu di dalam cincinnya.     Raja berpesan, “Tuliskanlah sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman & perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya”.
Dan yang Inipun Akan Berlalu.img

Alkisah ada seorang raja yangg terkenal dengan kebijaksanaannya.


Dan pada suatu hari, sang raja meminta kepada tukang emasnya yang sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu di dalam cincinnya.


Raja berpesan, “Tuliskanlah sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman & perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya”.


Berbulan-bulan si tukang emas yang tua itu membuat cincinnya, lalu lebih sulitnya menuliskan apa yang penting di cincin emas yang kecil itu.


Akhirnya setelah berdoa & berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang raja.


Dan dengan tersenyum, sang raja membaca tulisan kecil di cincin itu. Bunyinya,

“THESE TOO, WILL PASS”
(“DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU”)


Awalnya sang raja tidak terlalu paham dengan apa yang tertulis di sana. Tapi, suatu ketika tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu & ia pun menjadi lebih tenang, “Dan inipun akan berlalu.”


Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, lantas ia menjadi rendah hati kembali.


Betul!


Ketika kita memiliki masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu, “Dan inipun akan berlalu.”

Kalimat ini, bila direnungkan dengan bijak akan mengantarkan diri kita pada keseimbangan hidup.


Tidak ada satupun yang langgeng.


Jadi, ketika kita memiliki masalah, tidaklah perlu terlalu bersedih. Tapi, tatkala kita sedang senang, nikmatilah selagi kita bisa senang.


Ingatlah….


Apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu..

Pesan Sang nenek

Dia ingat pesan neneknya agar shalat tepat waktu. “Anakku, jangan sekali-kali kamu mengakhirkan shalat hingga terlambat.” Neneknya berusia sekitar 70 tahun, tetapi jika mendengar suara adzan, dia segera bangun untuk melaksanakan shalat. Sedangkan dirinya, bagaimanapun keadaannya dia tidak pernah mampu mangalahkan egonya agar segera mendirikan shalat. Apapun yang dia kerjakan, shalat selalu diakhir waktu dan berdoa dengan sangat cepat agar selesai tepat waktu. Berpikir tentang ini, dia bangkit dan yakin masih ada waktu 15 menit sebelum waktu Isya’. Dengan segera, dia berwudhu dan melaksanakan shalat Maghrib. Ketika sedang bertasbih, dia ingat lagi akan pesan neneknya dan dia merasa malu tentang pelaksanaan shalatnya. Neneknya melaksanakan shalat dengan penuh ketenangan dan kedamaian. Mulailah dia berdoa dan bersujud di atas sajadah dan diam untuk beberapa saat.

pesan sang nenek
Pesan Sang nenek.img
Setiap hari dia pergi kesekolah, tentu melelahkan, sangat melelahkan. Dia terbangun dalam keadaan kaget karena ada suara atau teriakan. Dia berkeringat. Lalu melihat-lihat di sekitarnya. Di sana sangat ramai. Setiap arah yang dia lihat terdapat manusia. Di antaranya hanya berdiri melihat-lihat, di antaranya berlarian ke kiri dan ke kanan dan di antaranya berlutut dengan memegang kepala menunggu. Dia sangat ketakutan setelah dia sadar di manakah sebenarnya dirinya.

Hatinya seolah-olah meledak. Ini adalah hari pembalasan. Di saat dia hidup, dia telah mendengar banyak tentang pertanyaan pada hari pembalasan. Tetapi, hal itu terasa sangat lama. Apakah ini suatu khayalan belakang? Tidak, ini adalah penantian dan rasa takut yang teramat sangat dan belum pernah dia bayangkan sebelumnya. Tanda tanya itu masih terus terjadi.dengan penuh ketakutan dia mulai bertanya dari satu orang ke irang lain tentang apakah dirinya sudah dipanggil? Tak ada seorangpun yang bisa menjawabnya. Tiba-tiba namanya dipanggil dan kerumunan manusia itu membelah menjadi dua untuk memberikan jalan untuknya. Dua orang menarik lengannya dan membawanya ke depan. Dia berjalan di tengah-tenga kerumunan tanpa satu orangpun dikenalnya. Malaikat membawanya ketengah-tengah, lalu meninggalkannya disana. Kepalanya menunduk dan seluruh kejadian dalam hidupnya terlihat di depan matanya seperti melihat sebuah film. Dia membuka matanya, tetapi dia melihat dunia yang lain. Manusia yang saling tolong-menolong. Dia melihat ayahnya berpindah dari satu pengajian ke pengajian lain, menafkahkan seluruh kekayaannya untuk Islam. Ibunya mengundang tamu-tamu masuk ke rumah di saat meja-meja sedang ditata dan yang lain dibersihkan.

Dia membela diri, “Aku juga seklalu dijalan ini. Aku telah membantu orang lain. Aku juga telah menyebarkan firman-firman Allah dan aku juga menegakkan shalat. Aku puasa di bulan Ramadhan. Apa pun yang telah Allah perintahkan kepada kita, telah aku laksanakan. Dan apa yang telah Allah larang untuk kita lakukan, aku juga tidak melakukan.”Dia mulai menangis dan berpikir tentang betapa dia sangat cinta kepada Allah. Dia tahu, apapun yang telah dia lakukan semasa hidup tidak akan ada manfaatnya jika Allah tidak meridhai, dan satu-satunya pelindung adalah Allah. Dia terus mengeluarkan keringat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dan terus bergoncang. Matanya terus melihat ke arah timbangan, menunggu keputusan terakhir. Akhirnya, keputusan telah dibuat. Dua malaikat dengan lembaran-lembaran kertas ditangan mereka, menuju kearah kerumunan orang. Kakinya merasa seperti akan roboh. Dia menutup matanya tatkala mereka mulai membaca nama-nama orang yang masuk ke dalam Jahannam.

Namanya terbaca pertama kali. Dia jatuh berlutu dan berteriak bahwa ini tidak mungkin, “Bagaimana bisa aku masuk Jahannam? Aku membantu manusia sepanjang hidupku, aku telah menyebarkan firman-firman Allah kepada yang lain.”Matanya menjadi kabur dan dia bergetar penuh keringat. Dua malaikat mengambilnya dengan tangan. Ketika kakinya diseret, mereka mengelilingi kerumunan dan mengarah ke depan menuju nyala api Jahannam. Dia terus berteriak dan berharap semoga ada orang yang akan menolongnya. Dia terus meneriakkan hal-hal baik yang telah dia kerjakan; bagaimana dia telah menolong ayahnya, puasanya, shalatnya, dan bacaan Al-Qurannya. Dia bertanya kenapa tidak satupun di antara mereka yang mau menolong. Malaikat Jahannam terus menyeretnya. Mereka telah dekat dengan Neraka. Dia melihat kebelakang dan inilah permohonan terakhirnya. Bukankah Rasulullah bersabda, “Betapa sangat bersihnya orang yang mandi di sungai sehari lima kali, begitu juga bukankah orang yang melaksanakan shalat lima kali dalam sehari bisa membersihkan dosa-dosanya?” Dia mulai berteriak, “Shalatku-shalatku?”

Dua malaikat itu tidak berhenti dan mereka telah sampai di tepi jurang Jahannam. Nyala dari apinya telah membakar mukanya. Dia melihat ke belakang untuk terkahir kalinya, tapi matanya telah kering dari harapan dan dia sudah tidak memiliki apapun di belakang. Salah satu dari malaikat itu mendorongnya ke Jahannam.

Dia mendapatkan dirinya di udara dan jatuh menuju kobaran api. Dia telah hampir jatuh sekitar lima atau enam kaki ketika tiba-tiba ada tangan yang menarik lengannya kembali ke atas. Dia mengangkat kepalanya dan melihat seorang tua dengan jenggot putih. Dia menyeka debu yang ada dirinya lalu bertanya, “Siapakah dirimu?” Lelaki tua itu menjawab, “Akulah shalatmu.” “Kenapa kamu sangat terlambat! Aku hampir saja masuk ke dalam api! Kamu menyelamatkan aku di menit-menit terakhir sebelum aku jatuh.”Lelaki tua tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Kamu selalu melaksanakan aku pada menit-menit terakhir, apakah kamu lupa?”

Segera setelah itu, dia terjaga dan lalu mengangkat kepala dari sajadah. Tubuhnya berkeringat. Dia mendengar suara yang datang dari luar. Dia mendengar adzan untuk waktu shalat Isya’. Dia segera berdiri dan mengambil air wudhu.

“Ucapkanlah doa-doamu sebelum doa-doa diucapkan untukmu”

By :Akramulla Syed




Minggu, 26 Mei 2013

Puisi Tak Merdu || Puisi

Biarlah bosan menghampirimu sejenak ..
Menerawang pikiranmu perlahan ..
Menanamkan ide untuk beralih pergi ..
Dan ketika kau kehilangannya,
Mungkin kau akan rindu setengah mati ..

- puisi tak merdu -
22.33 WIB 26 Mei 2013

Jumat, 12 April 2013

Ketika Hati bertanya || Puisi

Apa yang kau Harapkan?
Aku mengharapkan Keraguan

keraguan yang menghinggapi diri
Yang membuatku kehilangan arti

Apa yang kau Inginkan?
Aku Inginkan KetidaKpastian

Ketidakpastian yang menyesakkan
Yang membuatku Ketakutan

Apa yang kau Takutkan?
Aku Takut akan Harapan

Harapan yang Meragukan
dan penuh Ketidakpastian

~Ketika Hati Bertanya

|> Fajar Ryandoko, 22 April 2013 pukul 22.01


Minggu, 20 Januari 2013

Kepada Daun yang Menangis || Puisi

Aku hanyalah embun, yang tergantikan hujan ..
sekedar menghiasimu, lalu menghilang ..
tak seperti hujan, yang memberimu kehidupan ...

|> Fajar Ryandoko, 20 Januari 2013 pukul 18.30 WIB

Selasa, 15 Januari 2013

Seperti Sirius || Puisi

Ini pagi terakhirku ..
Ketika mentari terlihat lebih cerah ..
Dan langit tampak begitu indah ..

Ini siang terakhirku ..
Ketika panas mulai tak berarti ..
Dan awan selalu melindungi ..

Ini sore terakhirku ..
Ketika senja tampak gelisah ..
Dan mentari mulai terpejam ..

Ini malam terakhirku ..
Ketika bulan tampak mati ..
Dan bintang menangisi ..

Inilah akhirku ..
Ketika ku tersenyum, senang, lalu tak berarti ..

|> Fajar Ryandoko, 15 Januari 2013 pukul 10.19 WIB

Senin, 14 Januari 2013

Kepada Kupu-Kupu || Puisi

Kupu-kupu akan indah pada waktunya ..
Jadi jangan kau paksakan ia terbang apabila belum waktunya ..
Karna ia hanya akan terjatuh dan tak berarti ..
Jadi bersabarlah, karna akan tiba suatu masa yang indah baginya ..

#Kepada Kupu-Kupu, 14 Januari 2013 pukul 19.31 WIB