Senin, 03 Juni 2013

Gelisah di Facebook || Cerita

Bagi-bagi cerita aja nih yaa, semalem nemu di Facebook ^-^



gelisah di facebook
gelisah di facebook.Img
Suatu malam, seorang ayah melihat anak gadisnya yang bungsu update status di facebook. Statusnya adalah:

"Kenapa ya hati ini gelisah terus. Somebody plisss.. I need someone.. "

Dan banyak sekali cowok-cowok yang pada komentar. Ada cowok cakep, cowok lebay, ada juga cowok yang alim-alim kucing. Semua memberikan komentar masing-masing. "Ah, semua hanya mau menggoda." gumam hati si gadis.

Hingga sampailah giliran cowok yang kd 401. Cowok itu komen:

MANA HATI MAU TENANG:

=> jika sholat kurang.
=> tahajjud pun hanya sekali dalam setahun.
=> nangis sujud taubat pada Allah jarang-jarang.
=> jika sedih kau mencari teman lalu pergi have fun.
=> jika ada masalah, musik dan lagu dilantunkan. Al-Qur'an dilupakan.
=> bibir rajin mengumpat, dzikir tak pernah disebutkan.
=> di sekolah, hormat pada guru pun tidak.
=> jika gelisah, mengadu di jejaring sosial, sajadah tak pernah dipandang.
=> jika gelisah, cari teman buat pasangan, tapi tak cari Allah buat penunjuk kebenaran.
=> wahai pemilik fb ini, sudahkah itu kau fikirkan?

Ketika si gadis membaca komen cowok ke 401 itu, ia merasa berang. Sambil menyumpah serapah ia gerakkan cursor, cari button block.

Lalu, gadis itu update status baru:

"Aku udah block si cowok yang sok tau itu. Berlagak tau semua tentang aku. Hey, U just know my name, not my story!"

Sang ayah tersenyum sambil main laptop. Dalam hatinya berkata, "Oh, beruntung aku udah buat 5 akun. Baru diblock satu aja kok.. Kali ini akan aku pakai foto cowok yang cakep, akan aku hibur dia di inbox... Hihihi..."

 ==========0==========

Well segitu aja deh yang bisa Ree bagiin ^^a
Copyright tetep milik penulis asli lho yaa #PadahalGakTauSiapa^^a

Gelas yang Kosong || Cerita

gelas yang kosong
Gelas yang kosong.Img
Gelas itu kosong, melompong. hampir seluruh isinya habis terminum. Hanya tertinggal setetes air yang masih menempel pada permukaan kacanya.

 air bertanya: “wahai gelas, kenapa kamu murung? tidak bahagiakah kamu dapat menjadi wadah bagi air?”.

 gelas menjawab:”aku bahagia air, tapi..”

 air menjawab:”lalu kenapa kamu murung?”

 gelas menjawab: “aku cuma memikirkan apakah aku sudah cukup berguna seperti yang diharapkan”

 air berkata: “kenapa kamu berpikiran seperti itu?”

 gelas menjawab: “tidakkah terpikir olehmu, ketika menjadi air, suatu saat kamu akan mengering”

 air berkata: “iya, lalu kenapa gelas? yang penting aku sudah berusaha membantu menghilangkan dahaga sekitarku”

 gelas menjawab: “setelah itu, apakah manusia akan mengingatmu air? pernahkah kau memikirkan itu?”

 air menjawab: “hmm….”

 gelas menjawab: “sudah siapkah ketika kamu mengering?”

 air menjawab: “gelas, satu yang perlu kita pahami. sesuatu yang ada di dunia tidaklah kekal. semua ada waktunya. yang penting sekarang, jalankanlah fungsimu dengan baik. selama dirimu bisa memberikan yang terbaik maka berikanlah yang terbaik. berbahagialah karena dapat memberikan manfaat untuk yang lain”

 gelas menjawab: “iya aku mengerti sekarang. kebahagiaan adalah merasa senang dengan apa yang ada dihadapan kita, apa yang kita alami dan apa yang dapat kita berikan untuk sekitar kita. menurutku itulah arti bahagia “

 air menjawab:”rupanya kamu sudah bisa mencerna maksudku gelas. Dengan apa yang ada namun hatimu tetap senang berarti itulah arti kebahagiaan yang nyata untukmu. nikmati apa yang ada gelas dan tetap jalankan fungsimu dengan baik”

 gelas menjawab: “terima kasih air. engkau telah membukakan mataku”

 air menjawab:”sama sama gelas, saling melengkapi. Untuk itulah gunanya ada aku”

 Semoga bermanfaat
 Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA

Busuknya Kebencian || Cerita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .
busuknya kebencian
Busuknya kebencian.Img
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan "Permainan". Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantongplastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari "Permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya.."

Untuk itu marilah kita hapuskan rasa benci kita kepada semua orang..
 
Percayalah Allah Maha Mengetahui, Ia mengetahui prasangka setiap hamba-Nya..
Copyright belongs to the Author :)

7 Langkah Kesabaran || Cerita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .
  
7 langkah kesabaran
7 langkah kesabaran.Img
Alkisah, di sebuah rumah gubuk terpencil di sebuah pegunungan yang indah, tinggallah seorang kakek tua yang terkenal karena kebijaksanaannya. Banyak orang dari berbagai tempat datang kepadanya untuk meminta nasihat si kakek tua itu. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampai di hadapan si kakek tua, pria itu memohon nasihat tentang bagaimana cara mengendalikan emosi atau amarah yang cepat terbakar dan tidak terkendali.
 Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, "Anak muda, setiap kali engkau tersinggung, marah atau terpancing emosi, ingatlah tujuh langkah kesabaran. Yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju lagi tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan untuk bertindak."

 Merasa mendapatkan nasihat bijak, dengan gembira pria itu pulang kembali ke desanya. Ia yakin sekali masalah emosi sulit terkendali yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Tiga hari perjalanan kembali pulang harus dia tempuh. Hari telah larut ketika ia sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Didalam benaknya terbayang makan malam dan air hangat untuk mandi yang biasa disediakan oleh istrinya. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain.

 Demi melihat pemandangan seperti itu, penyakit lamanya langsung kambuh; emosi membutakan akal sehatnya, "Kurang ajar! Baru ditinggal sebentar saja sudah berani memasukkan orang lain ke kamar...!" Dengan kemarahan yang meluap, pria itu mencabut belati bermaksud menghabisi mereka berdua. Tetapi, spontan dia teringat dengan nasihat si kakek tua yang bijak dan langsung mempraktekkannya; sambil mengangkat tangan menghunus belati dan hembusan napas kemarahan, hentakan kaki dan suara hitungan pun segera terdengar. Kegaduhan itu akhirnya membangunkan sang istri.

 Ketika istrinya bangun dan menyingkap selimut, betapa kaget sekaligus leganya pria itu karena ternyata yang menemani istrinya tidur adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Entah apa yang akan terjadi seandainya dia menuruti emosinya belaka, tidak menuruti nasihat si kakek bijak, mungkin dia telah membunuh orang-orang yang paling dicintainya, dan hidupnya akan dirundung penyesalan seumur hidup.

 Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang pantas dan harus kita miliki! Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan bisa pula diartikan sebagai suatu keuletan, ketekunan, atau mental tahan banting.

 Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita butuh kesabaran. Lebih-lebih saat kita sendiri tersinggung, marah, dan emosi, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan irasional yang merugikan.

 Kesabaran merupakan ilmu hidup yang harus kita miliki jika kita ingin meraih sukses sejati. Tanpa kesabaran, kita akan mudah terjebak dalam komunikasi negatif dan sulit menjalin hubungan sosial yang konstruktif. Tanpa kesabaran kita cenderung mudah melakukan tindakan-tindakan tak terkendali yang mengundang penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, melatih kesabaran berarti memperkecil kemungkinan penyesalan.

 Jadi, saat emosi menguasai kita, ingatlah "tujuh langkah kesabaran"! (Andi Wongso)







Basmalah Dulu, Baru Dicelupin || Cerita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم .

Basmalah dulu, baru dicelupin
Basmalah Dulu Baru Dicelupin.Img
“Setiap orang dapat tiga potong. Tolong dibagikan agar semua dapat”. Ustadz Kadir menginstruksikan asistennya Kholil dan Maftuh. “Yang suka teh, silakan dikasih teh, yang mau kopi, silakan. Kalau mau air putih, silakan ambil sendiri”.

Hadirin tampak bingung. Sebagian senyum-senyum sendiri. Tidak biasanya ada pembagian biskuit seperti ini. Tapi tak ada satu pun yang berani memulai untuk bertanya. Semuanya seperti sabar menunggu penjelesan dari ustadz Kadir.

“Sudah dapat semua?”

“Sudaaaaaah”

“Baik. Sekarang ikuti saya. Pegang biskuitnya satu potong”

Jamaah melakukannya. Tiap orang memegang satu potong biskuit.

“Mari sama-sama kita ucapkan basmallah, bismillahirrahmanirrahim.....”

“Bismillahirrahmanirrahiiiiiim......” hadirin serentak mengikuti

“Lalu lakukan apa yang saya lakukan.” Ustadz Kadir mencelupkan biskuitnya ke dalam gelas teh yang ada di depannya. Jamaah juga melakukannya. Sebagian masih tersenyum-senyum. Tapi melihat seriusnya Ustadz Kadir, tak ada yang berani melanjutkan senyum-senyum itu menjadi tawa.

“Mari kita makan biskuitnya” Ustadz Kadir mencontohkan. Semua mengikuti tanpa kecuali. Tanpa suara, biskuit itu selesai mereka makan.

“Sudah?” tanya ustadz Kadir.

“Sudaaah”

“Baik. Sekarang pegang biskuit yang kedua”

Jamaah melakukannya. “Mari ucapkan basmalah. Bismillahirrahmanirrahim...” Hadirin mengikuti.

“Sekarang ikuti yang saya lakukan”. Ustadz Kadir membelah dua biskuit tersebut. Mencelupkan setengah potongnya ke gelas teh lalu memakannya. Setelah itu, dia melakukan hal yang sama dengan setengah potong lainnya kemudian memakannya.

Hadirin serempak mengikuti. Potongan kedua biskuit itu pun selesai dieksekusi.

“Yang terakhir. Pegang lagi biskuitnya. Ucapkan basmalah, trus langsung dimakan”. Hadirinpun melakukannya.

Selesai menghabiskan potongan ketiga biskuit itu, Ustadz Kadir tersenyum dan menyapukan pandangannya ke jamaah. Jamaah ikut-ikutan tersenyum.

“Bapak-bapak tahu, tadi kita habis melakukan apa?”

“Makan biskuit, ustadz” sahut Pak Gani cepat.

“Betul sekali, pak Gani. Tapi apa maksudnya harus kita lakukan berulang-ulang?”

Diam. Tak ada yang bisa menjawab.

“Bapak-bapak sekalian. Tadi itu sesungguhnya kita sedang menghapus upaya hipnotis yang dilakukan oleh iklan TV. Sadar gak bapak-bapak, kalau setiap hari kita diajari cara makan yang salah? Bukan hanya kita, yang lebih parah lagi, korbannya anak-anak kita.”

Hadirin tercengang. Uraian Ustadz Kadir itu seperti menyengat kesadaran mereka.

“Setiap hari, tanpa kehadiran kita di samping mereka, anak-anak kita lebih dari sekali –-bahkan berkali-kali--dicekoki cara makan yang aneh. Yang lebih gawat, anak-anak kita secara perlahan tapi pasti diajari untuk meniadakan tahapan berdoa sebelum makan. Dan celakanya, kita semua seperti terhipnotis untuk membiarkannya. Jadi hari ini pengajian kita temanya adalah menghapus hipnotis tadi. Nah sekarang, silakan pulang. Praktekkan apa yang sudah kita praktekkan tadi kepada keluarga kita. Juga ingatkan tetangga dan saudara-saudara kita yang bukan muslim. Karena sebagai bangsa yang punya Tuhan, tidak layak kita makan tanpa berdoa. Yang gak punya biskuit, bisa mampir ke warungnya Ahung.”

* * *

Sepulang pengajian, ada sekitar lima orang yang berjalan berbarengan bersama Ahung menuju warungnya. Mereka semua mau membeli biskuit.

“Wah kita kok gak sadar ya selama ini sudah diajari yang aneh-aneh oleh iklan TV,” Kang Sobari berujar lugu.

“Iya kang. Itu namanya proses sugesti subliminal. Yaitu pesan yang seringkali dikemas menarik dan dilakukan berulang-ulang sehingga tertanam di bawah alam sadar kita. Dan secara tidak sadar juga, kita sudah menerima dan bahkan melakukannya. Cara menghapusnya antara lain seperti yang dilakukan Ustadz Kadir tadi” jelas Pak Guru Gunawan.

“Mbok yao kalau dagang, ya dagang saja gitu lho. Gak usah ngajari yang enggak-enggak. Kok ya kita diajari makan gak pake berdoa segala, kayak di negeri gak bertuhan saja kita dianggapnya” Mas Narso ngedumel.

“Sudah, Mas. Gak usah ngedumel. Yang penting kita bentengi saja diri kita dan keluarga kita. Juga tetangga kita, kalau bisa” Ahung berusaha bijak, meski dalam hatinya dia setuju dengan Mas Narso.


* * *

Keesokan paginya Ahung membuka warungnya. Dari ruang tamu, terdengar iklan biskuit yang jadi pembicaraan kemarin. Ahung masuk dan memperhatikan iklan tersebut dengan seksama. Serta merta terngiang kembali ungkapan Mas Narso

“Mbok yao kalau dagang, ya dagang saja gitu lho. Gak usah ngajari yang enggak-enggak. Kok ya kita diajari makan gak pake berdoa segala, kayak di negeri gak bertuhan saja kita dianggapnya”


Depok, 14 April 2012

Ayo bentengi diri kita dan keluarga kita!
 
Kanda irvan